Di tulisan kali ini saya mau cerita tentang pengalaman menjadi mahasiswa daring selama pandemi COVID-19.
2 tahun terakhir memang menjadi tahun-tahun yang penuh kekhawatiran. Segala cara pemerintah lakukan untuk mengurangi kasus positif COVID-19. Salah satu upaya yang diterapkan untuk perguruan tinggi dalam mencegah terjadinya penularan yaitu dengan diberlakukannya pembelajaran jarak jauh atau bisa disebut juga secara Daring (Dalam Jaringan).
Kebetulan saya masuk kuliah pada tahun 2020 yang menjadi tahun merebaknya kasus COVID-19. Sehingga dari awal perkuliahan sampai pertengahan tahun 2021 semua pembelajaran sepenuhnya dilakukan secara daring.
Suka Duka Kuliah Daring
Sukanya:
- Hemat uang jajan/bensin
- Gk perlu mandi juga boleh haha
- Lebih fleksibel
- Gk takut kesiangan di jalan
- Pake baju seadaanya asal rapih
- Bisa sambil rebahan/makan/sambil ngerjain tugas rumah, dll.
Dukanya banyak:
- Pastinya gk fokus
- Materi gk paham
- Kadang koneksi internet buruk
- Gk dikasih uang jajan/bensin
- Rasa malas menghantui
- Berasa sulit untuk produktif
- Gk tau sama karakter masing-masing dosen
- Suka ketiduran, dll.
Ya begitulah, baik suka maupun duka semuanya mengalir begitu saja tanpa kita sadari.
Saya sendiri selama kuliah daring merasa kurang paham dengan materi yang disampaikan. Kebanyakan yang saya lakukan ketika daring yaitu sambil ngerjain kerjaan rumah dari mulai nyapu, ngepel, nyuci baju, masak, dll. Dan itu hampir setiap pagi saya lakukan.
Walaupun begitu, untuk tugas-tugas kuliah tetap saya kerjakan dengan baik. Memang banyak sekali serba-serbi ketika kuliah daring. Dari mulai tidak sesuainya jadwal dosen yang ngajar, ketidakmampuan mahasiswa dalam menangkap materi yang disampaikan, dsb.
Adakalanya ketika kuliah daring, hp saya taruh di kamar dibiarkan zoom meeting sendirian dengan offcam. Lalu saya malah nyapu di halaman rumah atau mengerjakan tugas rumah yang lainnya. Ya begitulah jadi anak perempuan, kalo pagi-pagi pegang hp terus duduk manis pasti di omongin ibu "main hp teroos, itu kerjaan banyak. Jadi perempuan dari pagi harus udah beres-beres biar kalo ada tamu udah rapih, dsb...."
Saya sendiri udah biasa kalo diomongin ibu. Saya tau itu demi kebaikan saya supaya lebih disiplin dan mandiri. Lah kok melenceng dari pembahasan ya? haha
Yang sangat disayangkan ketika kuliah daring yaitu kita tidak bisa menikmati fasilitas kampus tetapi tetap harus membayar biaya SPP secara penuh. Rugi memang kalau dipikir-pikir mah.
Di sisi lain, selama perkuliahan daring, mahasiswa tidak bisa berinteraksi dan mengenal satu sama lain. Tidak efektifnya Ormawa pun membuat para mahasiswa sangat sulit untuk memperluas jaringan pertemanan.
Jadi, pada nyatanya perkuliahan jarak jauh memang kurang efektif. Dengan berbagai faktor internal maupun eksternal pasti mempengaruhi kualitas belajar ataupun mengajar.
Dari pertengahan 2021, sedikit demi sedikit ada beberapa dosen yang mengharuskan untuk tatap muka atau melakukan perkuliahan secara offline. Dan Alhamdulillah, sekarang perkuliahan sudah mulai offline dan kembali normal kembali.
Semoga semuanya diberikan kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan aktivitasnya masing-masing ya.
Untuk kamu yang juga mempunyai cerita selama pembelajaran daring, boleh share ceritamu di kolom komentar dibawah ini ya!!
Itu tadi sedikit cerita dari saya yang masih overthinking tentang tugas kuliah haha. Semoga dapat memberikan sedikit manfaat.
Wassalamu'alaikum.