instagram YouTube twitter pinterest

SA

Tutorial App | Earn Money | Reviews | Etc.

  • Home
  • Tutorial
    • Android
    • Blog
  • Earn Money
    • 2Captcha
    • Captcha Typers
    • Aplikasi Survey
  • Reviews
    • Skincare
    • Make-up
  • Story
  • Disclaimer

Assalamu'alaikum,...

Di postingan kali ini, saya mau sedikit cerita tentang pengalaman saya memutuskan gap year setelah lulus SMA. Untuk kamu yang belum tahu apa itu gap year, gap year yaitu bisa dikatakan tahun jeda. Di mana ketika lulus sekolah tidak langsung melanjutkan kuliah, akan tetapi kita mengambil jeda selama setahun, 2 tahun, dst.

Gap year sendiri di Indonesia masih di pandang sebelah mata. Padahal jika kita lihat di negara lain, Gap year sudah menjadi hal umum.

Seperti biasa, saya akan bercerita dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah saya buat dibawah ini:

Kenapa memutuskan gap year?

Alasannya yaitu karena waktu itu saya ingin mengejar PTN. Di karenakan sekolah saya tidak mendaftarkan siswanya lewat jalur SNMPTN, jadi saya ikut SBMPTN. Di 2019 saya ikut SBMPTN pertama, karena tinggal di kampung dan terkendala soal ekonomi, saya hanya belajar mandiri tanpa ikut bimbel. Kalo inget waktu itu, saya benar-benar ambis buat belajar SBMPTN. Saya rela ke Bandung sendiri bareng temen untuk tes SBMPTN di salah satu Universitas. Padahal waktu itu saya belum pernah kemana-mana sendiri apalagi naik bis berjam-jam.

Singkat cerita, tibalah pengumuman SBMPTN. Dan ternyata saya dinyatakan tidak lulus (sedih banget waktu itu). Waktu itu saya gak langsung daftar universitas swasta karena pikiran saya waktu itu masih semangat-semangatnya untuk bisa kuliah di PTN. Lalu saya memutuskan gap year setahun karena ingin fokus belajar SBMPTN.

Namun pada kenyataannya bukannya fokus, tapi malah kayak di kejar-kejar. Soalnya ortu saya orang kampung, pendidikan juga sebatas sekolah dasar yang memang kurang mengerti akan perubahan zaman. Saya dituntut untuk kerjalah waktu itu untuk membantu perekonomian keluarga (itung-itung cari pengalaman juga). Btw, saya kerja jadi buruh pabrik kurang lebih selama 3 bulan. Selama 3 bulan itu saya berangkat pagi pulang malam terus, berasa hidup dihabiskan di pabrik sama jalanan. Saya salut sama para pekerja pabrik yang masih bertahan dan kuat dengan semua tekanan yang ada.

Di tahun 2020, saya mencoba kembali belajar untuk SBMPTN lagi. Di situ saya merasa mulai pasrah dan gak begitu ambis untuk belajar. Saya tahu, saya bersaing dengan ratusan ribu siswa lainnya.

Ketika tiba ujian SBMPTN yg ke-2 kalinya, saya memilih tempat ujian di salah satu universitas di Sumedang. Saat itu saya berangkat sendirian dengan naik bis (pulang-pulang Maghrib dan merasa pasrah banget). Tibalah pengumuman SBMPTN kedua kali yang saya ikuti. Tetap, saya dinyatakan tidak lulus (dahlah, nikah aja!! Canda;v)

Bagaimana tanggapan orang tua?

Ortu saya gak begitu nuntut saya untuk kuliah di PTN, malahan selalu nekan saya untuk kerja karena kebanyakan teman-teman saya kerja. Ortu saya juga pernah nawarin untuk kuliah di PTS saja setelah saya gagal di SBMPTN pertama itu. Cuma, saya anaknya pengen coba lagi karena baru sekali gagal. Jadi ortu kayak yaudah gimana saya, yang penting saya serius gak main-main.

Kenapa perjuangin PTN?

Banyak sih alasannya, salah satunya karena biaya. Ya, masalah ekonomi di keluarga memang cukup sering dialami oleh semua orang. Jika di PTN, otomatis ada keringanan dimana kita hanya bayar SKS saja itupun jika kita lulus seleksi masuk PTN. Beda dengan PTS yang banyak mengeluarkan biaya lainnya. Intinya, ingin meringankan beban ortu. Tapi sekarang kalo dipikir-pikir tetap saja walaupun keterima di PTN, tidak menutup kemungkinan masalah terkait kendala ekonomi masih akan dirasakan karena pastinya akan jadi anak rantau.

Kenapa tidak lewat jalur mandiri?

Karena jika lewat jalur mandiri, biayanya gak kuat (it's very expensive for me). Mungkin di beberapa universitas ternama ada yang tidak begitu memberatkan utuk jalur mandiri, tetapi seleksinya mungkin sangat ketat.

Apa kerugian dalam mengambil gap year?

Menurut saya sendiri yaitu usia semakin bertambah pastinya, semangat belajar mulai down, banyak beban dan tuntutan, sering insecure, percaya diri menurun, kalo kuliah berasa paling tua di kelas, dsb.

Tapi, itu semua tergantung orangnya ya. Kalau kamu anak dari keluarga yang sangat berkecukupan, orangtua kamu berpendidikan tinggi dan mengerti tentang pentingnya pendidikan, mungkin kamu gak akan merasakan hal-hal diatas.

Apa kelebihan dalam mengambil gap year?

Pastinya kita bisa istirahat dari beban-beban pelajaran, bisa lebih mengenal diri sendiri, membuat planning kedepan, bisa cari pengalaman melalu aktivitas yang bisa kita kerjakan, bisa ngembangin hobi, bisa ikut-ikut kegiatan volunteer atau event-event (bagi yang mau dan mampu), bisa ikut kursus, terus kalo kuliah kadang terasa lebih di hormati sama teman-teman, dsb.

Jadi, mending gap year atau nggak?

Tergantung. Jika kamu anaknya ambis, gak terlalu di tekan sama ortu harus ini itu, punya kepercayaan diri, bener-bener serius mau belajar, dan pengen banget masuk PTN, kamu bisa ambil gap year setahun untuk nyiapin diri menghadapi SBMPTN tahun berikutnya. Atau kamu juga bisa masuk PTS, tetapi sambil belajar SBMPTN jika kamu memang tidak terkendala soal ekonomi.

Jika kamu seperti saya, mending gak usah gap year. Kamu bisa masuk PTS saja.

Sekian cerita singkat ini. Kamu punya pengalaman yang sama juga? Boleh share pengalamanmu di komentar ya!!
Wassalamu'alaikum.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Assalamu'alaikum,...

Memang paling rame kalo bahas cuan apalagi free ya. Saya sendiri paling suka sama aplikasi yang legit & terbukti membayar tanpa harus undang temen. Ma'lum temen saya setiap hari cuma hp dan laptop (haha). Sebenarnya banyak juga website penghasil uang seperti Mobrog, sribulancer, viewpointpanel, surveyberbayar, opinionworld, dsb. Tapi, saya sendiri kurang begitu suka dengan pengerjaan di website karena laptop saya suka ngelag (laptop kentang haha).

Ok, langsung aja. Aplikasi yang ingin saya perkenalkan yaitu aplikasi Milieu. Salah satu aplikasi survey berbayar yang sudah ada di playstore dan sudah banyak penggunanya.

Cara kerjanya seperti aplikasi survey pada umumnya. Setiap ada survey yang tersedia, kita bisa mengisinya untuk mendapatkan poin. Yang saya suka dari aplikasi survey ini dibandingkan dengan aplikasi survey yang lainnya yaitu survey yang tersedia pasti bisa diikuti tanpa harus memenuhi syarat tertentu.

Tonton cara kerjanya:


Selain survey yang tersedia, ada fitur lain yang memudahkan kita untuk mendapat poin tambahan. Fitur tersebut yaitu fitur Quiz dan Topik Terhangat. Di fitur tersebut kita bisa mengisi atau menebak suatu pernyataan atau pertanyaan untuk mendapatkan poin. Keuntungan lainnya dari fitur ini yaitu baik salah maupun benar dalam menjawab pertanyaan, kita akan tetap diberikan poin.

Satu hal lagi yang saya suka dari aplikasi milieu ini yaitu adanya level (tingkatan). Di mana ketika kita sering melakukan survey dan poin kita memenuhi syarat, maka otomatis akun kita naik level. Keuntungan dari level sendiri yaitu kita dapat tambahan poin dari total poin survey yang kita kerjakan setiap kali kita mengerjakan survey.

Setelah memenuhi poin minimal untuk bisa ditukarkan, baru kita bisa melakukan penarikan poin. Untuk Minimal poin yang bisa kita tukarkan yaitu sebanyak 11.500 poin (Rp. 50.000) dan maksimal 20.000 poin (Rp. 100.000).

Berikut hadiah yang bisa kita tukarkan dari poin millieu.


Saya sendiri sudah pernah melakukan penarikan dari aplikasi ini. Untuk kamu yang ingin tau cara penukarannya, bisa tonton video dibawah ini ya.



Untuk kamu yang mau daftar bisa langsung download aplikasinya di playstore ya. Atau klik
Unduh aplikasi Milieu Surveys

Saat kamu mendaftar masukan kode referensi kiwd5Lu supaya kamu bisa mendapat tambahan poin sebanyak 500 poin setelah kamu mengerjakan 7 kali survey. Jika tidak memasukkan kode itupun tidak apa-apa tetapi kamu tidak akan mendapat tambahan poin (makin lama ngumpulin poinnya)

Untuk kamu yang gaptek jangan khawatir karena aplikasi ini termasuk aplikasi yang user-friendly kok.

Catatan:
1 hp hanya bisa 1 akun ya. Awas nanti terdeteksi lalu kena banned. Kalo punya lebih dari 1 hp, boleh bikin akun milieu lagi dengan e-mail yang berbeda ya.
Nah, untuk sekali survey yang kita kerjakan, poin yang diberikan akan berbeda-beda tergantung topik yang akan kita jawab. Misalnya, kalo surveynya agak panjang biasanya bisa sampai 300 poin untuk sekali survey. Tapi kalo surveynya biasa atau sebentar biasanya cuma diberikan puluhan poin.

Ok, segitu dulu tulisan kali ini. Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Total Tayangan Halaman

About Me

Assalamu'alaikum. Saya Kiki Saputri. Seorang wanita yang senang melakukan hal baru dan sedang mencoba mengekspresikan diri melalui sebuah tulisan di blog ini. Semoga tulisan di blog ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya.

Follow Me

  • instagram
  • youtube
  • twitter

Labels

2Captcha Aplikasi Survey disclaimer Earn Money Story Tutorial Android

recent posts

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  November 2023 (1)
  • ▼  2022 (11)
    • ►  Juni 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (2)
    • ▼  April 2022 (2)
      • Pengalaman Gap Year
      • Milieu Aplikasi Survey di Bayar Rupiah
    • ►  Maret 2022 (6)
Instagram YouTube Twitter Pinterest

Created with by BeautyTempates