instagram YouTube twitter pinterest

SA

Tutorial App | Earn Money | Reviews | Etc.

  • Home
  • Tutorial
    • Android
    • Blog
  • Earn Money
    • 2Captcha
    • Captcha Typers
    • Aplikasi Survey
  • Reviews
    • Skincare
    • Make-up
  • Story
  • Disclaimer
Assalamu'alaikum,
Bagaimana kabar teman-teman semua? Semoga dalam keadaan sehat ya. Btw, udah setahun lebih saya gak nulis di blog ini. Beberapa bulan ke belakang rasanya banyak sekali hal yang membuat saya kurang produktif, entah karena kesibukan lain atau rasa malas yang sulit diatasi huhu. Tapi, apapun yang sudah terlewati lebih baik dijadikan tolak ukur dan motivasi sebagai pengalaman untuk masa depan.

Di tulisan terakhir tahun 2022 kemarin, saya bercerita tentang pengalaman pendaftaran PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka), yang belum baca ceritanya bisa baca disini.

Di tulisan kali ini, saya mau cerita pengalaman saya selama mengikuti PMM. Alhamdulillah saya lolos seleksi PMM dan diterima di Perguruan Tinggi urutan pertama yang saya pilih yaitu di Universitas Teknokrat Indonesia. Jika di ingat-ingat, ketika membuka website PMM dan melihat tulisan bahwa saya dinyatakan "LOLOS" rasanya senang sekali. Setelah dinyatakan lolos, saya dan teman-teman saya mulai menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan selama mengikuti program ini.

Dari prodi saya yang lolos ada 5 orang, saya dan 2 teman saya ke Lampung sementara 1 teman saya ke Bali dan 1 lagi teman saya ke Makassar. Selain 3 dari prodi saya, ternyata ada 1 orang lagi dari fakultas teknik yang lolos dan memilih PT yang sama dengan saya. Jadi, ada 4 orang mahasiswa Universitas Majalengka yang mengikuti PMM ke Universitas Teknokrat Indonesia.

Kami dijadwalkan berangkat ke Lampung pada 22 September 2022 dengan menggunakan pesawat yang dibooking oleh panitia PMM. Saya berangkat dari rumah pagi-pagi sekali bersama doi lalu sekalian menjemput teman saya. Kemudian sekitar jam 08.00 pagi, kami semua kumpul di kampus dan bersiap-siap pergi ke bandara Soekarno Hatta bersama pihak kampus. Perjalanan memakan waktu sekitar kurang lebih 3 jam, kami pun merasa terburu-buru dikarenakan jadwal penerbangan kami sekitar jam 01.00 siang dan kami baru sampai di bandara sekitar jam 12.00 siang.


Ini pertama kalinya saya naik pesawat seumur hidup saya, rasanya? Takut plus takjub banget, pemandangan dari atas sangat indah, awannya terlihat sangat dekat, asliii cantik banget pemandangannya. Kurang lebih perjalanan selama 1 jam menggunakan pesawat dan tidak lama kami sampai di bandara Raden intan II. Kami dijemput menggunakan bus oleh pihak kampus, ada sekitar 3 atau 4 bus kalo gak salah. Lalu sekitar jam 3 sore kami sampai di PT penerima. Kami disuruh kumpul di ruangan dan makan bersama. Setelah itu, kami mulai memasuki kosan dan istirahat. Hari pertama yang sangat melelahkan!

Selama beberapa hari kami istirahat, beres-beres, dan menyesuaikan diri dengan teman-teman yang lain, lingkungan dan keadaan sekitar. Setelah itu kami mulai perkuliahan seperti biasa. Setiap 1 Minggu sekali setiap kelompok PMM akan melakukan kegiatan kebhinekaan, mulai dari mengunjungi tempat-tempat sejarah, bakti sosial, tempat wisata, dsb. Selama 1 bulan sekali kami sebagai peserta PMM diwajibkan membuat laporan yang berisi kegiatan yang sudah dan akan kami lakukan yang kemudian laporan tersebut harus diupload di laman pertukaran mahasiswa merdeka.

Saya sendiri merasa betah gak betah selama PMM. Betahnya karena senang bisa mencoba hal baru, lingkungan dan suasana, budaya, fasilitas, akses yang mudah, harga makanan masih sangat terjangkau, dll. Yang bikin kurang betahnya antara lain dari segi biaya dari program PMM yang kadang suka telat tiap bulannya, belum nemu temen yang sefrekuensi, kebagian kelompok PMM yang kurang dari segi tertentu. Tapi, tetap di syukuri dan dijalani dengan ikhlas dan semangat.

Kalau ditanya, gimana rasanya ikut PMM? Pastinya seneng bangeeett. Kalau misalnya PMM bisa ikut lebih dari satu kali, saya akan ikutan terus hehehe. Sayangnya, program ini hanya bisa diikuti satu kali saja. Banyak sih pengalaman selama PMM yang kalo diceritain bakal amat sangat panjang. Oh iya, ada satu lagi yang bikin aku seneng selama PMM yaitu ada doi yang tiba-tiba datang kasih surprise. Kaget dan speechless banget tiba-tiba depan kosan, jauh-jauh dari Majalengka ke Lampung nemuin saya (obat rindu yaitu bertemu, cieeeelah). Lalu dia cari kosan yang jaraknya agak jauh dari kosan saya. Selama disana kita sering makan bareng, jalan bareng, dan saling berbagi cerita. Seminggu kemudian dia pulang ke rumah karena ada kegiatan lain yang harus dilakukan.

Tak terasa saya dan teman-teman saya melewati tahun baru di pulau orang. Sekitar sebulan lagi, tepatnya bulan februari tanggal 06 kami pulang ke Majalengka dan program PMM dinyatakan berakhir. Sekian cerita saya kali ini, jika ada yang mau ditanyakan bisa tinggalkan jejak di kolom komentar ya!

Thank you and see you
Wassalamu'alaikum.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Assalamu'alaikum, hello semua.

Di tulisan kali ini saya mau cerita tentang proses pendaftaran Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM 2) yang saya ikuti. Buat kamu yang belum tahu apa itu PMM bisa baca disini.

Cerita ini akan lumayan panjang. So, enjoy it!!

Singkat cerita PMM tahun ini dibuka pada bulan Mei, tepatnya pada tanggal 13-28 Mei. Setelah mendapat info tersebut, saya mencoba mendaftar melalui website program-pmm.id. Tetapi saat itu dari tanggal 13-20 Mei ketika saya hendak mendaftar, website PMM sering mengalami maintenance. Sehingga saya harus menunggu dan bolak-balik mengecek webnya.


Pada tgl 23 Mei saya sudah berhasil mendaftar dan login ke akun saya di website pmm. Pada bagian pertama, disana tertera kita harus mengisi data mahasiswa yang mana diperoleh dari PDDikti. Saya masukkanlah NIM/NPM saya dan ternyata data yang muncul tidak sesuai dengan data saya. Teman saya pun sama begitu.


Keesokan harinya tgl 24 Mei, ketika saya cek websitenya ternyata ada perbaikan sistem di bagian data mahasiswa. Yang tadinya hanya disuruh memasukkan NIM saja, kali ini ditambah dengan memasukkan tanggal lahir kita. Dan ternyata, benar. Data yang muncul sesuai dengan data saya.

Di situ saya dan teman² saya mulai mengisi data mahasiswa seperti nama fakultas, jurusan, semester, IPK, alamat, dsb. Setelah itu kita simpan draft agar bisa kita ubah lagi datanya (siapa tahu ada kekeliruan).

Next, di bagian kedua ada pemberkasan. Di mana disana kita harus berjuang dan sabar karena dalam mengurus pemberkasan memerlukan waktu dan kesabaran yang ekstra dalam mengurus setiap berkas yang menjadi persyaratan. Contoh berkasnya seperti dibawah ini.


Untuk surat izin PT, fakultas saya sudah menyediakan. Jadi, kita hanya tinggal minta surat izin ke fakultas untuk mengikuti PMM. Saya sendiri hampir semua berkas yang menjadi persyaratan sudah terpenuhi kecuali BPJS. Yaps, saya terkendala dengan BPJS karena saya tidak punya kartu bpjsnya, tetapi saya telah terdaftar di BPJS dengan status peserta pegawai swasta dan status kartu BPJS saya dalam penangguhan pembayaran.

Ceritanya, dulu saya pernah bekerja di pabrik dan dibuatkanlah  BPJS. Tetapi karena saya resign, jadi pembayaran dihentikan.

Masalah BPJS ini lumayan rumit. Dari gk bisa login ke apk JKN karena email/no hp tidak terdaftar, telpon CS BPJS berkali², Chat Layanan Pandawa, dsb. Semua saya lakukan secara online karena lebih efisien dibandingkan datang ke kantornya walaupun agak lama. Lalu ada info dari admin PMM bahwa untuk yang terkendala BPJS/pembuatan rekening bank, maka kita bisa membuat surat kesanggupan.

Jadi, karena kartu BPJS saya belum aktif (masih dalam penangguhan) maka saya melampirkan bukti surat kesanggupan pembuatan BPJS di pemberkasan tersebut.

Dan masih ada beberapa hal/hambatan dari pengumpulan pemberkasan ini. Oh iya, semua berkas di print dan di tandatangani. Serta ada beberapa berkas yang wajib menggunakan materai 10.000 (kalo gk salah saya menggunakan 3 materai untuk 3 berkas). Setelah semua berkas beres, kemudian baru saya scan dan dijadikan file pdf. Dan terakhir tinggal upload berkasnya di website PMM pada bagian pemberkasan.

Setelah yakin data mahasiswa dan pemberkasan sudah benar, selanjutnya kita harus simpan final. Wajib simpan final terlebih dahulu di bagian data mahasiswa dan unggah berkas agar selanjutnya dapat memilih PT yang akan dituju.

Di bagian ketiga, kita harus meilih PT tujuan. Pemilihan PT tujuan PMM tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Di mana tahun lalu (PMM 1) hanya bisa memilih pulau saja, tetapi di tahun sekarang mahasiswa bisa memilih PT tujuan yang diinginkan. Perlu diketahui bahwa PT tujuan yang kita pilih harus berbeda dengan pulau tempat kita tinggal/pulau PT asal kita.

Pada saat itu saya memilih PT pada tanggal 27 Mei yang mana H-1 Penutupan. Setelah bolak-balik mengecek PT diluar pulau Jawa yang ada jurusan yang sama dengan saya, akhirnya saya sudah memutuskan akan memilih kemana.


Di situ pilihan pertama saya yaitu ke Universitas Teknokrat Indonesia, Lampung. Dan pilihan ke 2 ke Universitas Samudra, Aceh. Jauh di lubuk hati, sebenarnya saya sangat ingin ke Universitas Nusa Cendana, NTT. Tetapi karena waktu saya daftar, kuota PT tersebut sudah penuh dan saya lebih baik cari aman dengan memilih PT yang masih kosong.

Hari penutupan program pun tiba. Tetapi nyatanya, ada perpanjangan waktu pendaftaran sampai tgl 3 Juni. Buat kita yang merasa terburu² dalam melengkapi persyaratan pasti merasa kesal dan kecewa, tapi mungkin ini jalan yang terbaik.

Ada satu cerita lagi dimana ketika waktu perpanjangan pendaftaran masih ada, saya malah mengubah pilihan PT saya. Kok bisa?

You know, ada 1 waktu server sedang error. Saya dapat info dari grup bahwa PT yang dipilih pada hilang. Di sana saya cek pilihan PT saya dan pilihan PT ke 2 saya hilang. Auto shock dan stress, kenapa? Ada apa? Kok hilang? Gimana? Pilih PT lain aja? Dan pertanyaan lainnya yang terus terlintas di pikiran.

Alhasil karena ketidaksabaran saya ketika melihat PT kosong, akhirnya saya pilih PT baru. Dan saya memilih ke Universitas Muhammadiyah Sorong, Papua Barat. Yaps, Papua guys hahaha. Bukan tanpa alasan saya memilih kesana, karena di sana ada jurusan dan matkul yang selinear dengan jurusan saya. Btw, itu pilihan PT ke 2 saya. Tapi kalo mikirin biaya hidup disana, bawaannya overthinking duh.


Kemudian setelah beberapa jam berlalu. Ada info bahwa server sudah normal kembali dan PT yang kosong sudah kembali seperti semula. Di situ saya auto lemes. Dalam hati (yaudah saya mau ke Sorong sendiri aja haha). Padahal saya waktu itu sudah sepakat dengan teman² saya mau ke Lampung sama Aceh. Saya chat ke temen² saya, kalo saya ganti pilihan PT ke 2 ke Papua karena panik.

Dan ternyata temen² saya malah ngikut saya ke Sorong haha. Padahal mereka waktu website error dan PT hilang belum merubah PT dan masih di Aceh untuk pilihan ke 2 nya. Alhamdulillah, jadi ada temen lagi. Mereka ngikut saya mungkin karena umur saya lebih muda (kebalikannya haha) dari mereka dan saya orang yang suka cari informasi. Eonniable haha

Setelah drama pergantian PT itu. Akhirnya penutupan program PMM telah terlaksana. Dan tinggal menunggu tes survei kebhinekaan.

Tes kebhinekaan dijadwalkan pada tanggal 7 Juni untuk simulasi/latihan biar nanti waktu tes lebih lancar dan udah tahu sistem Aplikasinya. Untuk hari H tesnya yaitu pada tanggal 8-9 Juni. Tes kebhinekaan hanya dilakukan sekali dengan memilih salah satu hari diantara tgl 8 atau 9 Juni.

Kemarin tgl 7 Mei saya mendapatkan email dari sekretariat pmm yang berisi username dan password untuk tes survei di hari H nanti. Saat itupun saya pun sudah melakukan simulasi di kampus dengan teman saya.

Dan hari ini tgl 8 Juni, saya sudah melakukan survei kebhinekaan di rumah. Namanya survei jadi tidak ada jawaban benar atau salah. Semua tergantung perspektif atau pandangan kita terhadap soal yang diberikan. Kebanyakan soal yang ada yaitu tentang toleransi agama, korupsi, kekerasan, dsb. Jumlah soal yang diberikan sebanyak 30 soal dengan durasi waktu 60 menit. Dan saya sendiri mengerjakan soal sekitar 20 menit.

Satu hal lagi yang bikin mahasiswa stress dan lelah. Yaitu ada banyak mahasiswa yang tidak mendapatkan email yang berisi username dan password untuk tes kebhinekaan. Entah apa yang salah, mungkin mereka memasukkan alamat email yang typo atau pemberkasan mereka tidak lengkap atau salah upload atau bagaimana saya pun tidak tahu. Di karenakan banyaknya mahasiswa yang menunggu email sampai hari H ujian yang belum dikirimkan, maka pihak PMM memberikan info sebagai berikut.


Saya harap semua berjalan dengan baik dan semoga PMM 2 kali ini lebih baik dari tahun kemarin.

Sekarang, tinggal nunggu pengumuman kelulusan diakhir Juni nanti. Do'akan semoga saya termasuk yang lolos ya. Jika pun tidak, semoga ada jalan lain dengan mengikuti program MBKM lainnya. Good luck!

Wassalamu'alaikum.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Assalamu'alaikum,

Di tulisan kali ini saya mau cerita tentang pengalaman menjadi mahasiswa daring selama pandemi COVID-19.

2 tahun terakhir memang menjadi tahun-tahun yang penuh kekhawatiran. Segala cara pemerintah lakukan untuk mengurangi kasus positif COVID-19. Salah satu upaya yang diterapkan untuk perguruan tinggi dalam mencegah terjadinya penularan yaitu dengan diberlakukannya pembelajaran jarak jauh atau bisa disebut juga secara Daring (Dalam Jaringan).

Kebetulan saya masuk kuliah pada tahun 2020 yang menjadi tahun merebaknya kasus COVID-19. Sehingga dari awal perkuliahan sampai pertengahan tahun 2021 semua pembelajaran sepenuhnya dilakukan secara daring.

Suka Duka Kuliah Daring

Sukanya:
  • Hemat uang jajan/bensin
  • Gk perlu mandi juga boleh haha
  • Lebih fleksibel
  • Gk takut kesiangan di jalan
  • Pake baju seadaanya asal rapih
  • Bisa sambil rebahan/makan/sambil ngerjain tugas rumah, dll.
Dukanya banyak:
  • Pastinya gk fokus
  • Materi gk paham
  • Kadang koneksi internet buruk
  • Gk dikasih uang jajan/bensin
  • Rasa malas menghantui
  • Berasa sulit untuk produktif
  • Gk tau sama karakter masing-masing dosen
  • Suka ketiduran, dll.
Ya begitulah, baik suka maupun duka semuanya mengalir begitu saja tanpa kita sadari.

Saya sendiri selama kuliah daring merasa kurang paham dengan materi yang disampaikan. Kebanyakan yang saya lakukan ketika daring yaitu sambil ngerjain kerjaan rumah dari mulai nyapu, ngepel, nyuci baju, masak, dll. Dan itu hampir setiap pagi saya lakukan.

Walaupun begitu, untuk tugas-tugas kuliah tetap saya kerjakan dengan baik. Memang banyak sekali serba-serbi ketika kuliah daring. Dari mulai tidak sesuainya jadwal dosen yang ngajar, ketidakmampuan mahasiswa dalam menangkap materi yang disampaikan, dsb.

Adakalanya ketika kuliah daring, hp saya taruh di kamar dibiarkan zoom meeting sendirian dengan offcam. Lalu saya malah nyapu di halaman rumah atau mengerjakan tugas rumah yang lainnya. Ya begitulah jadi anak perempuan, kalo pagi-pagi pegang hp terus duduk manis pasti di omongin ibu "main hp teroos, itu kerjaan banyak. Jadi perempuan dari pagi harus udah beres-beres biar kalo ada tamu udah rapih, dsb...."

Saya sendiri udah biasa kalo diomongin ibu. Saya tau itu demi kebaikan saya supaya lebih disiplin dan mandiri. Lah kok melenceng dari pembahasan ya? haha

Yang sangat disayangkan ketika kuliah daring yaitu kita tidak bisa menikmati fasilitas kampus tetapi tetap harus membayar biaya SPP secara penuh. Rugi memang kalau dipikir-pikir mah.

Di sisi lain, selama perkuliahan daring, mahasiswa tidak bisa berinteraksi dan mengenal satu sama lain. Tidak efektifnya Ormawa pun membuat para mahasiswa sangat sulit untuk memperluas jaringan pertemanan.

Jadi, pada nyatanya perkuliahan jarak jauh memang kurang efektif. Dengan berbagai faktor internal maupun eksternal pasti mempengaruhi kualitas belajar ataupun mengajar.

Dari pertengahan 2021, sedikit demi sedikit ada beberapa dosen yang mengharuskan untuk tatap muka atau melakukan perkuliahan secara offline. Dan Alhamdulillah, sekarang perkuliahan sudah mulai offline dan kembali normal kembali.

Semoga semuanya diberikan kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan aktivitasnya masing-masing ya.

Untuk kamu yang juga mempunyai cerita selama pembelajaran daring, boleh share ceritamu di kolom komentar dibawah ini ya!!

Itu tadi sedikit cerita dari saya yang masih overthinking tentang tugas kuliah haha. Semoga dapat memberikan sedikit manfaat.
Wassalamu'alaikum. 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Assalamu'alaikum,

Rasanya sudah lama tidak menyapa para pembaca lewat tulisan di blog ini. Ya begitulah, ada beberapa hal yang harus saya kerjakan mulai dari ngurus rumah, ngerjain tugas kuliah, dll (padahal aslinya kebanyakan rebahan sambil overthinking haha).

Di tulisan kali ini saya mau sedikit menjelaskan tentang salah satu aplikasi atau website yang menghasilkan dollar. Sesuai dari judulnya, nama aplikasinya yaitu 2Captcha. Website 2 captcha sendiri di daftarkan pada tahun 2014. Lalu pada tahun 2022, 2Captcha melakukan update atau memperpanjang domain hingga expired domainnya nanti pada tahun 2023. Untuk info lengkapnya, kamu bisa cek di who.is.

Nah, apasih 2Captcha itu?

2Captcha yaitu berupa layanan pemecahan reCAPTCHA. 2captcha sendiri merupakan perusahaan asal rusia yang mempekerjakan orang dari berbagai belahan dunia untuk melakukan input captcha/recaptcha.

Bagaimana cara daftarnya?

Untuk cara daftarnya sangat mudah. Ikuti langkah-langkahnya ya!
  1. Klik link 2captcha.com
  2. Lalu pilih sign up
  3. Isikan email dan buat password
  4. Centang "I agree...." 
  5. Klik Register
  6. Buka email dari 2Captcha dan salin link konfirmasi
  7. Tempel di link tadi di browser.
  8. Klik Next dibawah I am a worker
Setelah itu akan masuk ke menu dashboard akun 2Captcha kamu yang artinya akun 2Captcha sudah berhasil dibuat!!

Untuk tutorial lebih jelasnya, kamu bisa tonton videonya dibawah ini ya!


Segitu dulu tulisan kali ini. Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Assalamu'alaikum,...

Di postingan kali ini, saya mau sedikit cerita tentang pengalaman saya memutuskan gap year setelah lulus SMA. Untuk kamu yang belum tahu apa itu gap year, gap year yaitu bisa dikatakan tahun jeda. Di mana ketika lulus sekolah tidak langsung melanjutkan kuliah, akan tetapi kita mengambil jeda selama setahun, 2 tahun, dst.

Gap year sendiri di Indonesia masih di pandang sebelah mata. Padahal jika kita lihat di negara lain, Gap year sudah menjadi hal umum.

Seperti biasa, saya akan bercerita dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah saya buat dibawah ini:

Kenapa memutuskan gap year?

Alasannya yaitu karena waktu itu saya ingin mengejar PTN. Di karenakan sekolah saya tidak mendaftarkan siswanya lewat jalur SNMPTN, jadi saya ikut SBMPTN. Di 2019 saya ikut SBMPTN pertama, karena tinggal di kampung dan terkendala soal ekonomi, saya hanya belajar mandiri tanpa ikut bimbel. Kalo inget waktu itu, saya benar-benar ambis buat belajar SBMPTN. Saya rela ke Bandung sendiri bareng temen untuk tes SBMPTN di salah satu Universitas. Padahal waktu itu saya belum pernah kemana-mana sendiri apalagi naik bis berjam-jam.

Singkat cerita, tibalah pengumuman SBMPTN. Dan ternyata saya dinyatakan tidak lulus (sedih banget waktu itu). Waktu itu saya gak langsung daftar universitas swasta karena pikiran saya waktu itu masih semangat-semangatnya untuk bisa kuliah di PTN. Lalu saya memutuskan gap year setahun karena ingin fokus belajar SBMPTN.

Namun pada kenyataannya bukannya fokus, tapi malah kayak di kejar-kejar. Soalnya ortu saya orang kampung, pendidikan juga sebatas sekolah dasar yang memang kurang mengerti akan perubahan zaman. Saya dituntut untuk kerjalah waktu itu untuk membantu perekonomian keluarga (itung-itung cari pengalaman juga). Btw, saya kerja jadi buruh pabrik kurang lebih selama 3 bulan. Selama 3 bulan itu saya berangkat pagi pulang malam terus, berasa hidup dihabiskan di pabrik sama jalanan. Saya salut sama para pekerja pabrik yang masih bertahan dan kuat dengan semua tekanan yang ada.

Di tahun 2020, saya mencoba kembali belajar untuk SBMPTN lagi. Di situ saya merasa mulai pasrah dan gak begitu ambis untuk belajar. Saya tahu, saya bersaing dengan ratusan ribu siswa lainnya.

Ketika tiba ujian SBMPTN yg ke-2 kalinya, saya memilih tempat ujian di salah satu universitas di Sumedang. Saat itu saya berangkat sendirian dengan naik bis (pulang-pulang Maghrib dan merasa pasrah banget). Tibalah pengumuman SBMPTN kedua kali yang saya ikuti. Tetap, saya dinyatakan tidak lulus (dahlah, nikah aja!! Canda;v)

Bagaimana tanggapan orang tua?

Ortu saya gak begitu nuntut saya untuk kuliah di PTN, malahan selalu nekan saya untuk kerja karena kebanyakan teman-teman saya kerja. Ortu saya juga pernah nawarin untuk kuliah di PTS saja setelah saya gagal di SBMPTN pertama itu. Cuma, saya anaknya pengen coba lagi karena baru sekali gagal. Jadi ortu kayak yaudah gimana saya, yang penting saya serius gak main-main.

Kenapa perjuangin PTN?

Banyak sih alasannya, salah satunya karena biaya. Ya, masalah ekonomi di keluarga memang cukup sering dialami oleh semua orang. Jika di PTN, otomatis ada keringanan dimana kita hanya bayar SKS saja itupun jika kita lulus seleksi masuk PTN. Beda dengan PTS yang banyak mengeluarkan biaya lainnya. Intinya, ingin meringankan beban ortu. Tapi sekarang kalo dipikir-pikir tetap saja walaupun keterima di PTN, tidak menutup kemungkinan masalah terkait kendala ekonomi masih akan dirasakan karena pastinya akan jadi anak rantau.

Kenapa tidak lewat jalur mandiri?

Karena jika lewat jalur mandiri, biayanya gak kuat (it's very expensive for me). Mungkin di beberapa universitas ternama ada yang tidak begitu memberatkan utuk jalur mandiri, tetapi seleksinya mungkin sangat ketat.

Apa kerugian dalam mengambil gap year?

Menurut saya sendiri yaitu usia semakin bertambah pastinya, semangat belajar mulai down, banyak beban dan tuntutan, sering insecure, percaya diri menurun, kalo kuliah berasa paling tua di kelas, dsb.

Tapi, itu semua tergantung orangnya ya. Kalau kamu anak dari keluarga yang sangat berkecukupan, orangtua kamu berpendidikan tinggi dan mengerti tentang pentingnya pendidikan, mungkin kamu gak akan merasakan hal-hal diatas.

Apa kelebihan dalam mengambil gap year?

Pastinya kita bisa istirahat dari beban-beban pelajaran, bisa lebih mengenal diri sendiri, membuat planning kedepan, bisa cari pengalaman melalu aktivitas yang bisa kita kerjakan, bisa ngembangin hobi, bisa ikut-ikut kegiatan volunteer atau event-event (bagi yang mau dan mampu), bisa ikut kursus, terus kalo kuliah kadang terasa lebih di hormati sama teman-teman, dsb.

Jadi, mending gap year atau nggak?

Tergantung. Jika kamu anaknya ambis, gak terlalu di tekan sama ortu harus ini itu, punya kepercayaan diri, bener-bener serius mau belajar, dan pengen banget masuk PTN, kamu bisa ambil gap year setahun untuk nyiapin diri menghadapi SBMPTN tahun berikutnya. Atau kamu juga bisa masuk PTS, tetapi sambil belajar SBMPTN jika kamu memang tidak terkendala soal ekonomi.

Jika kamu seperti saya, mending gak usah gap year. Kamu bisa masuk PTS saja.

Sekian cerita singkat ini. Kamu punya pengalaman yang sama juga? Boleh share pengalamanmu di komentar ya!!
Wassalamu'alaikum.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Total Tayangan Halaman

About Me

Assalamu'alaikum. Saya Kiki Saputri. Seorang wanita yang senang melakukan hal baru dan sedang mencoba mengekspresikan diri melalui sebuah tulisan di blog ini. Semoga tulisan di blog ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya.

Follow Me

  • instagram
  • youtube
  • twitter

Labels

2Captcha Aplikasi Survey disclaimer Earn Money Story Tutorial Android

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2023 (1)
    • ▼  November 2023 (1)
      • Pengalaman Mengikuti PMM 2
  • ►  2022 (11)
    • ►  Juni 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (2)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  Maret 2022 (6)
Instagram YouTube Twitter Pinterest

Created with by BeautyTempates